Cerita Dewasa – Fitriani Sekertaris ABG Baruku

Kenalkan nama saya HarFit dan biasa di panggil Fit. Saya seorang pegawai kantoran biasa. Pengalaman ini terjadi saat saya masih di kantor dengan teman sekolahku dulu yaitu Fitriani.

| Kejadian itu terjadi di hari jumat kira-kira jam 8. Saat itu di kantor ada pendaftaran akun bank untuk pengajian kaFitawan kami semua diwajibkan memiliki bank X. Tak disangka petugas bank yang datang adalah teman sekolahku.

“Eh,, HarFit kan?” Fitriani menunjuk ke arahku dengan wajah bingung.

“Nah loh, ketemu disini kita Fit” kataku sambil tersenyum.

Tapi kami tak sempat ngobrol banyak karena masih jam kerja. Saat dia sudah selesai mendata kaFitawan kantor kami, dia berpamitan denganku.

“Fit, aku balik dulu ya. Sudah kelar nih” katanya.

“Tunggu Fit, nanti kita ketemuan bisa kagak? tanyaku.

“Boleh boleh. Kebetulan aku kangen nih. hehe..” jawabnya dengan senang.

Akhirnya kami bertukar pin BB untuk mengatur jadwal bertemu nanti sore. Apa mau dikata rupanya aku disuruh lembur, aku pun mengabarinya. Tapi Fitriani sepertinya ingin ngobrol denganku dan bertanya apa boleh dia datang ke kantorku saja.

Tentu saja boleh jawabku. Jam 5 lewat dia datang dan kusurh menunggu sebentar sambil dia menonton televisi yang ada di kantor. Tak terasa sudah jam 6 lewat dan diluar hujan deras.

“Fit, ngobrol disini aja sampai hujan reda ya. Kagak bawa payung nih” jelasku. Dia pun mengiyakan kondisiku.

Kami ngobrol panjang lebar mengingat masa sekolah dulu dan juga membahas masalah pekerjaan.

“Fit, kok jadi agak panas ya disini? AC kantormu rusak?” tanyanya.

“Ah iya, freonnya belum diganti” jawabku.

“Akunya jadi kepanasan karena pakai seragam, aku buka blazerku yah” katanya sembari melepaskan blazer.

Kami lanjut mengobrol sampai akhirnya aku hilang fokus karena terlintas pikiran bentuk tubuh Fitriani yang seksi setelah dia membuka blazernya tadi. Dia bukanlah perempuan yang terlalu kurus atau gemuk, tapi semok dan pas menurutku. Dan tentunya dia memiliki dada yang lumayan besar.

“Ah, jadi gerah yaa” aku mengalihkan pikiranku.

“Haa? Telat amat lu Fit. Aku sudah dari tadi kepanasan, kamu baru ngerasain. Eh, tapi cowok enak lok. Kepanasan bisa buka baju telanjang dada dengan santai, kalau cewek susah.” katanya.

“Kamu mau aku telanjang dada nih?” candaku.

“Ihh, bukan gitu. Aku cuman jelasin pemikiranku. Lagian aku gak masalah kalau teman sekolahku telanjang dada di depanku, habisnya aku masih ingat kalian waktu dulu sih.. hehe..” jelasnya sambil tertawa.

“Yaahhh, tapi emank gerah sih.” kataku sambil membuka kemejaku. “Gimana Fit? Sudah gak kurus kayak dulu kan? Hehe.” lanjutku sambil berpose ala binaragawan.

“Dih, baru juga gemukan sikit. Udah bangga. Weee..” ejeknya sambil melihatku.

“Jangan salah, aku juga tambah kuat loh.. Nih lihat..” jawabku dengan refrles menggendongnya.

“Gimana hee? Masih mau ngejek?” gangguku.

Bukannya menjawab, Fitriani malah terdiam. Dan saat aku melihatnya, wajahnya memerah.

Ternyata dia malu. Wajahnya yang sedikit oriental dengan kulit putihnya, rambut hitam sepundaknya dan sekarang ditambayh wajahnya memerah. Sangat manis menurutku, dan akal sehatku pun hilang, aku merebahkannya di sofa dan menciumnya.

“mmmhhhh.. mmhhhh..” Desahnya tertahan dengan ciumanku.

Aku sempat mengintip dan melihat dia memejamkan mata dan tidak menolak ciumanku. Sempat terlintas ini tidak benar karena kami baru saja bertemu tapi nafsuku lebih menguasaiku. Kulanjukan menciumnya dan kali ini dengan permainan lidah. Dia pun membalasnya dan aku semakin bernafsu dan meremas susunya dengan kuat.

“Mmmhhhh..” desahnya lagi.

Hanya sebentar saja kontolku pun sudah menegang. Fitriani melepaskan ciumannya dan menatapku.

“Kenapa kamu mau Fit?” tanyaku yang sebenarnya penasaran.

“Aku sebenarnya suka kamu dari dulu Fit, tapi aku malu untuk bilang itu. Karena itu aku tidak menolak” jawabnya tertunduk.

Aku hanya diam dan tersenyum menatapnya. Lalu kulanjutkan lagi permainan lidahku. Dan sekarang aku sambil membuka celanaku. Ya, nafsuku sudah menguasaiku.

“Fit, hisap kontolku” kataku. Tanpa menjawab , Fitriani turun dari sofa dan dengan posisi berlutut dia pun mulai menjilati kontolku dari bawah ke atas lalu menhisapnya.

“Uuughh…” desahku sambil melihat bibir mungilnya menhisap kontolku.

“Terus Fit, hisap yang kuat.. Uuughhh” akju sudah tidak tahan lagi.

Fitriani melanjutkan menghisap kontolku, dia menhisap dengan kuat dan kuiringi dengan menggerakkan kontolkiu seperti sedang bercinta. Kami berdua semakin diselimuti nafsu dan membuka baju kami masing-masing. Astaga, baru ini aku melihat tubuhnya. Payudaranya yang besar.

Ditambah lagi aku bisa melihat memeknya yang ternyata indah. Aku yang sudah tidak tahan, langsung duduk di sofa. Dengan posisi Fitriani yang masih berdiri, aku langsung meremas susunya, danku lanjutkan dengan menghisap putingnya yang sudah keras.

“Aaaahhhhh… aaaahhhhh..” desahnya menikmati. Aku melanjutkan aksiku, kuhisap putingnya lebih keras, sambil ku mainkan puting yang satunya lagi.

“Ahhhh… enak Fit..” teriaknya.

“Aaahhh..aahhh.. Terus Fit.. hisap yang kuatt… ahhh… lebih kaut lagi.. ahh” teriak Fitriani yang sudah semakin bernafsu.

Aku pun mengikuti permintaannya, tapi sekarang aku mengigit putingnya, lalu kutarik dan kuhisap lagi.

“Aaaaaaaahhhhhhhh…” teriaknya semakin keras.

Aku tidak tahan. Aku melepaskan hisapanku dan menyuruhnya duduk di sofa. Lalu kubuka lebar kakinya sehingga dia mengangkangdan memeknya terlihat jelas. Lalu kujilati memeknya perlahan.

“Mmmmhhh…” desahnya perlahan.

Aku meresponnya, aku membuka memeknya dan mencari klitorisnya. Kujilati klitorisnya, kumainkan dengan lidahku.

“Aaaahhh.. disitu Fity.. enakk.. ughhh…. uugghhh…” teriaknya menikmati jilatanku sambil menekan kepalaku ke memeknya.

Aku pun semakin liar, kujilati klitorisnya dengan cepat lalu kukenyot-kenyot menikmatinya.

“Fityy.. enak banget dikenyot-kenyott.. kenyoottt teruss Fit ….ahhhhhh” responnya.

Kulanjutkan lagi, mengenyot klitorisnya dengan kuat dan sedikit ku gigit lalu kukenyot lagi dengan kuat. Fitriani semakin liar, dia menekan kepalaku ke memeknya tergesak-gesak dimulutku.

“Aaahhhh.. kenyot memekku Fity.. kenyot yang kuat.. kenyottt Fityy..” teriaknya yang ternyata sudah mencapai klimaks pertamanya.

Kontolku sudah tidak tahan lagi ingin merasakan memeknya. Sekarang kami gantian, aku duduk di sofa lalu aku menarik tangannya.

“Fit, ayo naik kesini” kataku sambil menuntunnya ke pangkuanku.

Fitriani pun naik, lalu aku mengarahkan kontolku ke memeknya. Perlahan kontolku mulai masuk ke memeknya. Aku yang tidak sabar, langsung menekan tubuhnya kebawah dan akhirnya kontolku masuk semua ke memeknya.

“Uggghhh..” desah Fitriani. Seperti sudah mengerti yang harus dilakukan. Dia mulai bergerak naik turun.

“ahhh… ahhh..” desahnya pelan.

“Fit, lebih cepat lagi geraknya” perintahku. Fitriani pun menurut, dan mulai mempercepat gerakannya.

“Uggghh.. uughhh.. Fity.. ahhh kontolmuu enak banget… uughhh” teriaknya bernafsu.

“Iyah Fit.. memekmu juga enak.. lebih cepat lagi..” pintaku.

Fitriani pun lebih mempercepat gerakannya, susunya yang bergoyang membuatku tidak tahan. Aku meremas susunya, lalu kugigit putingnya dan kutarik lagi dengan gigiku. Gerakan Fitriani yang cepat dan gigitanku di putingnya, membuatnya semakin tidak tahan. Gerakannya semakin tidak beraturan karena nafsu.

“Fity.. aku gakk kuaatttt.. dikitt lagiii…. uuughhhhhhhhh” teriaknya saat mencapai klimaksnya yang kedua.

“Wahh Fit, sudah 2 kali kamu orgasme. Suka banget ya aku entotin?” bisikku.

Dia tertunduk lagi dan berbisik kembali padaku “Fit, entotin aku terus yah? Aku mau sama kamu Fit. Aku mau hamil anakmu. Hamilin aku Fit.”

“Iya Fit.. aku juga siap tanggung jawab kok.” jawabku sambil mengecup keningnya.

“Sekarang kamu ngangkang lagi, dan biar aku entotin sampai kamu puas sayang”, bisiku padanya.

Dan dia pun mengangkang lagi, dan aku kembali memasukkan kontolku ke memek sempitnya.

“Fity.. enak banget di entot kamu.. entotinn teruss Fity… terusss..” pintanya sambil memainkan klitorisnya.

Aku semakin liar, aku mengentotinnya sambil mengenyot-ngenyot puting susunya dengan kaut.

“Aaaahhh… aaahhhh… gigit putingku Fit” teriak Fitriani.

Dan aku pun meresponnya, kugigit putingnya dan kutarik-tarik sambil melanjutkan permainan kontolku di memeknya.

Aku merasakan kontolku juga sudah tidak tahan, sedikit lagi pikirku. Aku menyuruhnya turun, lalu kusuruh dia menungging di sofa. Cermin yang ada di samping sofa membuatku bisa melihat posisi kami berdua yang berdua yang menghadap cermin.

Perlahan kumasukkan kontolku ke memeknya dari belakang.

“uughhh..” desahku yang merasa enak.

Aku mulai menggerakkan pinggulku perlahan, dan Fitriani pun menysuaikan dengan irama permainanku.

“Uuhh.. enak banget.. I love you Fit” desahnya. Mendengar itu aku merasa satu-satunya pria yang bisa memuaskannya.

“Iya Fit.. I love you too..” jawabku..

Aku memegang pundaknya dan mulai mempercepat gerakanku sampai terdengar suaranya karena memek Fitriani yang sudah basah dari tadi. Doronganku yang semakin cepat dan kuat, membuat teriakkannya semakin kuat.

“Fityy… kontolmuuu enakkkk… aahhh..” teriaknya yang semakin bernafsu.

Aku pun ikut bernafsu mendengar itu. Kurendahkan tubuhku, lalu kuremas susunya yang menggantung. Kutarik putingnya dengan kuat, sambil mempercepat permainanku.

“Uuugghh.. memekmu nikmat Fit.. Ugghh.. Ughhh..” desahku.

Kami berdua semakin bernafsu dan tidak terkontrol. Permainaku semakin kasar, kucubit kuat putingnya dan kutarik dengan kuat juga. kulihat wajahnya sedikit kesakitan tapi menikmatinya. Membuatku semakin nafsu.

“Aaahhh.. lebih cepat lagi Fityy.. ahhh.. ahhh..” teriaknya.

“Iyaa Fit.. aku entot yang cepat… uughhh” aku mempercepat doronganku.

Selang beberapa detik, aku sudah tidak tahan lagi.

“Fit aku mau keluar..” kataku.

“Iya Fit, aku jgua mau keluar.. entoting yang kuatt Fity.. cubit putingku lebih kuat juga.. lebih kasar lagi Fity..” mohonnya padaku.

“Iya sayang..” kataku. Sambil mencubit kuat putingnya, semakin cepat dan semakin kasar aku mengentotinnya, justru membuat Fitriani semakin suka dan memuncak.

“Keluarin di memekku Fity.. entot yang kuat… lagi… kuat lagi Fityy.. aku ngga tahan.. entotin akuu… aaahhhhh…. AAAAAHHHHHHHHH” teriaknya mencapai klimaks yang ketiga.

“Fit.. aku juga keluarrr.. aaahhhhh…” desahku saat spermaku keluar memenuhi memek Fitriani.

Kami yang kelelahan langsung terduduk di sofa. Masih tidak percaya aku mengentoti Fitriani.

“Fit, nanti entotin aku lagi ya. Aku suka banget.” pintanya.

“Iya Fit, aku juga nggak nyangka bakal seenak ini ngentotin kamu. Memek kamu bikin aku ketagihan. Kalau mau nanti kita cari waktu aja” jawabku kelelahan.

Setelah hari itu, kami membuat jadwal sex kami secara rutin. Dan semakin hari kami pun semakin ketagihan satu sama lain. Dan kami melakukannya dengan eksperimen di tempat lain selain kantor.

Tinggalkan Balasan