Cerita Dewasa – Menodai Sebuah Kehormatan

Hari itu di depan gudang sebelah kantor, Beny sedang minum-minum anggur oplosan dengan pak Ahmad, pak Dadang, Luhut, Tono, dan Andre. Padahal sedang bulan puasa, tapi mereka tidak puasa. Ini akibat hasutan Andre yang sering mengajak minum-minum dan bersenang-senang. Beny adalah supervisor lapangan, sedangkan Andre adalah manajer lapangan, atasan Beny. Mereka berdua sama-sama doyan mabuk dan main perempuan. Sambil main kartu mereka ngobrol. Ini kebiasaan yang dilakukan setiap selesai jam kantor menjelang maghrib. Kebiasaan ini muncul sejak Andre bergabung di kantor ini dua bulan yang lalu. Posisi kantor ini adalah di area ruko, blok paling dalam kompleks dan berada di paling ujung deretan ruko. Kali ini mereka minum banyak sekali tidak seperti biasanya. Mereka membahas THR untuk lebaran yang belum diberikan dari perusahaan. Padahal lebaran tinggal seminggu lagi. Maka itu banyak karyawan yang kerja bermalas-malasan.
Andre membawa pengaruh buruk bagi karyawan kantor, dia sangat genit sering menggoda teman kantor wanita. Bahkan sering menggoda Ester, manajer finance yang sudah bersuami. Kelakuannya ini selalu memancing keluar sifat jelek yang dimiliki karyawan kelas bawah, seperti supir, tukang, dan OB. Contohnya adalah pak Dadang, bapak yang memiliki lima anak ini matanya sering jelalatan jika melihat karyawan wanita di kantor ini, tapi tidak berani macam-macam. Sama halnya dengan Tono dan pak Ahmad, kecuali Luhut yang paling muda diantara mereka, karena Luhut orang yang polos, bahkan Luhut sebenarnya bisa dibilang agak terbelakang mentalnya, dia bekerja di perusahaan ini dibantu oleh bu Nana. Disamping karena orang tuanya yang bekerja sebagai pembantu di rumah bu Nana.

Ketika jam menunjukkan pukul tujuh malam, masih ada beberapa karyawan wanita yang baru keluar kantor mau pulang. Mereka adalah Linda dan Ester, sehabis lembur mengurus pembayaran supplier. Ester saat itu mengenakan kemeja putih tipis bermotif garis-garis hitam vertikal, BH nya yang berwarna hitam cukup menerawang. Dengan bawahan rok cokelat diatas lutut, terlihat sangat seksi sekali, wajahnya juga lumayan manis, seperti Mona Ratuliu. Berbeda dengan Linda, dia mengenakan kemeja hitam polos anggun dengan bawahan rok putih ketat sehingga dari luar tampak garis celana dalamnya cukup jelas tercetak. Linda orangnya tegas dan pendiam, wajah dan posturnya kurang lebih mirip artis jaman dulu yang bernama Ida Iasha waktu muda. Mata pak Dadang hampir tidak berkedip memandang tubuh dua wanita ini dari atas sampai kaki. “Hi cewe cantik.. baru pulang yaa..” goda Andre, yang diiringi tawa lainnya. Ester memang terkenal ramah dan baik hati, dia tersenyum manis, “iya nih, yuk duluan yaa” jawabnya sambil berjalan mengikuti Linda. Sementara Linda tidak menghiraukan, terus berjalan menuju mobilnya yang diparkir persis diseberang kantor. Jarang ada yang berani menggoda Linda, selain orangnya tegas dan disegani, juga karena keluarga Linda memiliki latar belakang militer. Pamannya anggota aktif koppasus dengan pangkat kolonel dan ayahnya sendiri pensiunan perwira tinggi yang memiliki simbol pangkat bintang dua.

Di lantai atas masih ada beberapa karyawan yang lembur, hanya sekitar empat orang termasuk bu Nana. Pak Kevin, suami bu Nana selaku direktur perusahaan sedang berada di luar negeri untuk kepentingan bisnis. Pak Kevin terkenal kasar dan galak, sering memarahi bawahan tanpa melihat tempat dan waktu.
Tiba-tiba hp Tono berbunyi, rupanya bu Nana mencari keberadaannya dengan nada marah di telepon. Segera saja Tono bangkit berdiri menuju lantai dua. Tidak lama kemudian Beny dan Andre pun dipanggil ke ruang bu Nana. Karena ada proyek yang bermasalah, mereka bertiga dimaki oleh bu Nana. Diruangan itu mereka bertiga tertunduk berjejer menerima omelan sang ratu. Tono paling sering diomeli karena sering telat mengantar dokumen penting, terutama yang menyangkut tender. Tono sering tidak becus dalam bekerja, orangnya pemalas dan sering nonton video porno setiap kesempatan. Kata-kata bu Nana cukup kasar dan menyinggung perasaan, sehingga tidak jarang karyawan wanita yang dimarahi sampai menangis. Tono yang sering dimarahi oleh bu Nana menyimpan dendam karena merasa sakit hati. Kalau Beny kesal dengan bu Nana karena pembayaran uang belanja material sulit diberikan, sehingga Beny sering diteror supplier. Bahkan kadang Beny beberapa kali menombok untuk membayar supplier.

Setelah selesai marah, bu Nana diam mengatur nafas, wajahnya merah padam, dadanya kembang kempis. Suasana mendadak hening, hanya terdengar nafas bu Nana yang belum stabil. Sebenarnya bu Nana ada mengidap penyakit asma, sehingga tiap kali marah selalu kumat asma nya. Bu Nana yang masih diam berdiri tegap disamping meja ruangnya berkacak pinggang dengan mata yang judes menatap Andre, Beny dan Tono. Mereka bertiga yang sudah agak mabuk terpaksa menahan sikap agar tidak ketahuan bu Nana. Mereka hanya diam membisu, tak berani berbicara, takut bau alkohol tercium bu Nana.
Hari itu bu Nana mengenakan blus tipis biru tua dengan bagian leher yang lebar memperlihatkan tali BH nya yang berwarna merah tua. Roknya berwarna putih bermotif kotak-kotak warna abu-abu tertutup sebagian oleh blusnya yang panjang. Roknya lebih pendek dibanding Ester dan Linda tadi, tinggi diatas paha memperlihatkan pahanya yang montok. Rambutnya disemir warna cokelat kekuningan dikuncir ekor kuda sehingga lehernya yang putih mulus terlihat sensual sekali. Bu Nana terkenal modis, hampir setiap minggu mengganti model rambutnya. Pakaiannya yang dikenakan setiap hari selalu seksi dan menggoda.

Seketika pandangan bu Nana berkunang-kunang, dia berdiri sempoyongan berpegangan pada mejanya. Mereka bertiga saling berpandangan dan mencoba menolong. “bu..? Bu Melia, baik-baik aja?” Kata Beny. Bu Nana menunduk pusing sambil tangannya memberi isyarat bahwa dia akan baik-baik saja. Ketika bu Nana masih menunduk sambil mengumpulkan tenaga dan nafasnya, mata mereka bertiga jelalatan melihat paha bu Nana padat putih mulus, betisnya membunting indah, tidak ada cacat sedikitpun pada tubuh bu Nana ini. Kulitnya sedikit mengkilap berminyak namun terlihat putih cerah, sangat segar dipandang mata. Walaupun telah memiliki tiga orang anak, badannya masih sangat bagus dan terawat sempurna. Pinggangnya tergolong kecil untuk wanita montok seumurannya.

Bu Nana melihat seisi ruangan, lalu melihat Andre, Tono, Beny, pandangannya semakin buram dan tiba-gelap, lalu terjatuh tak sadarkan diri. Beny dan Andre berusaha menolong membopongnya, Tono hanya tersenyum sinis melihatnya. Beny segera keluar ruangan mencoba memberitahu karyawan lainnya untuk meminta bantuan. Tono segera menyusul Beny keluar ruangan tapi tangannya ditahan oleh Andre. “Eh.. Ric.. kesempatan nih gerepe bu bos. Hehehe” kata Andre memancing Tono. Tangan Andre yang membopong tubuh bu Nana, memeluk pinggangnya dan meraba ke area sensitifnya. Tono yang tadinya tidak terpikir akan kurang ajar kepada bos nya menjadi birahi melihat ulah Andre.

Tidak lama kemudian, Beny kembali masuk ruangan sambil berkata, “wah.. anak-anak udah pada balik nih. Di kantor udah gak ada orang”, seketika Beny terkejut melihat Andre dan Tono. “Eh.. gila lu ngapain?!?” Beny terbelalak melihat posisi bu Nana yang dibaringkan diatas meja kerjanya, sementara Andre di depan meja berdiri disamping kursi mencium dada bu Nana yang masih tertutup blus. Tono yang berada di samping meja kiri menghadap selangkangan bu Nana dan meraba pahanya. Mereka berdua tertawa terkekeh.
Beny berusaha menyadarkan mereka berdua, “Do..! Lu gila ya. Ini bu bos, jangan bikin ulahhh!” Teriaknya setengah berbisik. Andre hanya cengengesan dengan wajah yang agak teler, “Ben.. lu tau kan bos kita ini… perlu dicicipi dikit”. Beny menjadi agak panik melihat ulah mereka. “Eh.. Ben. si Melia ini perlu kita kasih pelajaran.. betul gak coyy ” kata Tono yang wajahnya sudah memerah sambil bertatapan senyum dengan Andre. “Bu bos emang rese, tapi gak gini juga perlakuan kita sama dia” jawab Beny. “Ah banci lo..!” Hardik Andre. Beny hanya terdiam, dirinya juga merasa agak mabuk kebanyakan minum tadi. Melihat bu Nana yang terbaring pingsan tak berdaya diatas meja, dalam hati Beny juga tegoda ingin mencicipi tubuh bos nya sendiri.

Penis Beny pelan-pelan mulai mengeras dibalik celana jeans nya, pikirannya sudah terpengaruh oleh Andre dan Tono. Beny mendekat ke meja, tangannya menjulur gemetaran memegang perut bu Nana, dirinya tidak mengira akan menjamah tubuh indah bos nya ini. Lalu tangan Beny merayap ke arah payudaranya yang besar menyembul dibalik blus.
Andre tersenyum melihat Beny… sementara Tono sibuk mencium paha bu Nana, tangannya masuk ke dalam rok, meraba vagina yang terbungkus celana dalam tipis berenda warna merah tua. Mereka bertiga sudah tidak bisa berpikir sehat lagi, pikirannya tenggelam oleh libido yang tinggi. Efek alkohol semakin lama semakin terasa, ditambah lagi dengan nafsu yang menggebu menjamah tubuh bu Nana, benar-benar memabukkan.

Mereka bertiga bergantian menjaga pintu kalau-kalau ada yang datang. Mereka agak parno karena pengaruh minuman.. Padahal sudah jam sembilan malam kantor di lantai dua ini sudah kosong dan sepi. Andre merekam kejadian ini dengan hp nya yang diletakkan diatas lemari seberang meja, menyorot ke arah meja…

Tono membuka resleting celana mengeluarkan penisnya yang mengeras. Mereka bertiga kini sudah dikuasai nafsu, sehingga tidak memperdulikan mangsanya yang seharusnya mereka hormati. Awalnya mereka hanya berniat meraba tubuh bu Nana, namun Andre terus memprovokasi Tono dan Benny, “kita ewek aja sekalian bro.. gimana? Kesempatan langka nih” kata Andre berbisik. “Hah!? Gila lu” jawab Beny setengah terkejut. “Nanti kalau sadar gimana?” Tono menimpali jawaban Beny. Tono yang sebenarnya juga terpikir untuk menikmati tubuh bu Nana.. “ahh gampang, kita pake masker proyek aja yang ada di gudang, gih ambilin sana..” jawab Andre seraya memerintah. Tono yang antusias mengangguk dan langsung keluar menuju gudang.
Beny yang semakin horny, mulai mencium dada bu Nana yang terbuka sampai bagian atas payudaranya. Andre nekat menarik bagian leher blus kebawah sehingga payudara bu Nana yang masih terbungkus BH menyembul. Beny kaget dan takjub karena ulah Andre yang nekat itu. Bahkan Andre kemudian menarik cup BH nya sehingga puting payudara itu kelihatan jelas berwarna merah muda dan cukup besar menggoda, seukuran kacang atom dua kelinci. Langsung saja Andre menjilat dan mengulum payudara itu. Beny sampai terbengong melihat aksi Andre yang luar biasa nekat.
Tidak lama kemudian Tono muncul sambil membagikan masker dan beberapa kain bekas untuk bandana membungkus kepala agar wajah mereka tidak dikenali bila bu Nana tersadar. Mereka bertiga sudah seperti maling yang memakai penutup wajah..

Andre memberi komando untuk saling menjaga pintu ruangan secara bergantian. Tono yang sudah tidak sabar langsung membuka celananya, tetapi bajunya masih dipakai. Tono memegang kedua betis montok bu Nana dan membukanya sampai mengangkang, lalu Tono naik keatas meja diatas posisi bu Nana yang terlentang, dan menggesekkan penisnya di tubuh bu Nana. Andre tersenyum melihat ulah Tono. Sementara Beny melihat aksi mereka berdua sambil berdiri dekat pintu berjaga-jaga. Beny mengeluarkan hp, merekam aksi tersebut. Kini blus bu Nana disingkap keatas oleh Tono, tangannya meraba celana dalam bu Nana, terasa daging bibir vaginanya montok menggoda, lalu Tono menggeser bagian selangkangan celana dalam supaya lebih mudah memasukkan penis ke vaginanya. Sesaat kepala penis Tono menempel bibir vagina bu Nana, penisnya mengeluarkan cairan bening dan berdenyut keras. Sejurus kemudian penis Tono ditenggelamkan ke dalamnya, “ahh.. ” desah Tono merasakan kenikmatan tiada tara. Tono berumur 25 tahun dan belum menikah, tubuhnya gendut besar, tingginya 165cm, kulitnya hitam dan banyak bekas koreng. Dia menahan permukaan meja dengan kedua tangan agar tubuhnya yang gendut tidak menindih bu Nana. Sambil menyodokkan penisnya pelan-pelan. Andre terkekeh, “hehehe.. gaya lu kaya beruang ngentot Co..”. Beny tertawa mendengar celaan Andre. Tono yang sedang asik ikut tertawa sambil terus menggenjot bu Nana. Tubuh bu Nana terguncang pelan maju mundur karena goyangan tubuh Tono yang tambun.

Andre memegang tangan bu Nana yang menggantung di sisi meja, tangan itu halus dan lentik, diciuminya dari jari sampai lengan yang montok itu, kemudian tangan lentik itu diarahkan masuk dalam celana Andre, digesekkan ke penisnya. Pemandangan diruangan itu sungguh miris, seorang istri pengusaha yang cantik dan berkelas disetubuhi oleh bawahannya yang hanya berstatus kurir. Tono yang dari tadi menggenjot tanpa sadar goyangannya makin kencang membuat kaki meja berderit menggesek lantai ubin, seketika itu bu Nana tersadar.. matanya membuka pelan. Dirinya masih belum sadar sepenuhnya, yang dirasakan tubuhnya berguncang-guncang, pandangannya buram dan kian jelas dia melihat sesosok pria besar tambun berada di atas tubuhnya yang sedang terlentang. Pandangan bu Nana semakin jelas, dan dia masih mengumpulkan kesadarannya apa yang sedang terjadi. Dia mulai sadar posisinya sedang terlentang, namun dia agak terheran sosok pria diatas tubuhnya yang menggunakan masker dan penutup kepala, pria itu nampak sedang memejamkan mata sambil bergerak maju mundur dihadapan wajahnya. Akhirnya bu Nana tersadar.. guncangan tubuhnya selaras dengan gerakan tubuh pria itu, dan diiringi vaginanya yang terasa dimasuki benda tumpul secara menyodok-nyodok. Sadar bahwa dirinya tengah disetubuhi oleh pria yang tak dikenal, bu Nana panik dan bersuara lirih, “stop.. please.. stop it..” Tono yang sedang asik menikmati sambil memejamkan mata terkejut dengan suara itu, Tono membelalakkan mata dan terkejut bukan main… “anjing..! Bu bos udah sadar!” Batin Tono.

Andre yang sedang berada di belakang Tono sedang menunggu giliran, terheran melihat Tono tampak terkejut. “Kenapa lu Co..?” Tanyanya, dan Andre sudah bisa menebak kalau bu Nana tersadar dari pingsannya. Tono melompat mundur melepaskan penis dari kemaluan bu Melina. Tono yang mundur turun dari meja badannya terhuyung kehilangan keseimbangan. Bu Nana berusaha bangkit, tangannya menekuk disamping tubuhnya agar tubuhnya terangkat, walau dengan posisi yang masih terlentang dan mengangkang.. “siapa kalian!? Mau apa kalian?” Teriaknya dengan suara yang masih lirih. Perlahan dia mulai mengingat kejadian terakhir sebelum pingsan. Bu Nana terkejut bukan main setelah melihat pakaiannya tersingkap sampai diatas payudaranya. Apalagi dia melihat sosok pria tambun itu setengah telanjang tanpa memakai celana, sehingga terlihat penisnya yang gemuk dan menegang sekitar 10cm, dengan bulu jembut yang keriting lebat. Bu Nana hampir tak percaya melihat pemandangan ini. Dia melihat sekeliling ruangan ada dua sosok pria lain yang berdiri disitu dengan menggunakan masker dan penutup kepala sehingga tidak mengenali mereka. Bu Nana kemudian teringat terakhir sebelum pingsan, sedang memarahi Andre, Beny, dan Tono.
“Al.. Andre..? Beny..?” Tanyanya terbata. Tono dan Beny terdiam salah tingkah. Sekonyong-konyong Andre maju mendekat bu Nana membekap mulutnya, sambil memberi isyarat pada Tono untuk melanjutkan menyetubuhi bu Nana.

Tono masih agak panik dan ketakutan terlihat ragu. Bu Nana berontak sekuat tenaga sampai Andre terdorong mundur. Beny yang juga panik melihat itu segera membantu Andre untuk membekap bu Nana. Sesaat mulutnya terlepas dari bekapan, bu Nana menghardik,”lepaskan bajingan..! Kalian kurang aj.. mhff”. Mulutnya terbekap oleh tangan Andre yang kekar. Perawakan Andre tinggi sekitar 180cm, tubuhnya gagah dan tegap, kulitnya sawo matang dengan tato di lengan kanannya. wajahnya seperti Ahmad Dhani, hanya saja rambutnya cepak seperti ABRI. Umur Andre sepantaran dengan Beny. Andre menyuruh Beny memegangi tangan bu Nana agar tidak berontak. Kemudian Andre menarik blus biru tua itu sampai sobek, dan memperlihatkan gundukan payudara yang besar dan putih mulus itu bergoyang seperti puding. Payudaranya masih terbungkus BH, namun cup BH sebelah kiri terlipat kebawah membuat payudara dan putingnya terlihat jelas. Beny perawakannya kurus, kulitnya putih, wajahnya penuh jerawat, rambutnya cepak seperti jamur dan berwarna kecoklatan, tingginya 170 cm. Umurnya 30 tahun. Tubuhnya yang kerempeng tidak memiliki banyak tenaga untuk membekap bu Nana yang lebih berisi dan montok.
Beberapa detik bekapan tangan Beny terlepas, bu Nana kembali berteriak, “hentikann.. bajingann! Mmpff” tangan Beny dengan cepat sudah membekap lagi bibir tipis lembut itu. Bu Nana berontak sekuat-kuatnya, kakinya menendang kesegala arah hingga menyenggol kursi sampai terbentur kaca jendela. Tono menjadi bernafsu melihat bu Nana yang berusaha memberontak, teringat video porno pemerkosaan yang sering ditontonnya. Di suasana yang panik dan gaduh itu, Tono segera mendekat menangkap kaki bu Nana yang berontak.

Sekitar sepuluh menit kegaduhan itu tiba-tiba di depan pintu ruangan muncul pak Dadang. “Ngapain kalian ini!?” Bentaknya. Pak Dadang mengenali Andre, Tono dan Beny walaupun mengenakan penutup wajah, dengan melihat postur dan bajunya. Belum sesesai pak Dadang keheranan dengan pemandangan itu, Andre memandang ke arahnya, “pak..sini bantuin!” Pak Dadang menurut saja mendekat, dan ketika melihat tubuh bu Nana yang setengah telanjang meronta, nafsu pak Dadang bangkit. Karena dirinya setengah mabuk, pak Dadang sama sekali tidak takut dengan bu Nana.
Pak Dadang sempat ragu antara kebenaran dan kejahatan tapi yang ada dipikirannya sekarang ingin mencicipi tubuh wanita berkelas yang didambakan, terutama karena sosok itu adalah bu Nana yang membuat pak Dadang selalu menahan air liur setiap kali melihatnya di kantor. Pak Dadang bertubuh tinggi kurus dengan kumis tebal, kulitnya coklat tua agak keriput, umurnya sudah 58 tahun. Pak Dadang sudah berkeluarga dan memiliki istri lebih dari satu.

Pertarungan semakin tidak imbang antara seorang wanita dengan empat orang pria yang sudah seperti kesetanan. Pak Dadang tertawa melihat tubuh bu Nana yang mulus, tubuh yang selalu menjadi imajinasinya disaat melamun kini ada di depan mata terlentang menggiurkan.

Sungguh malang nasib bu Nana malam itu..
Andre membekap kuat sambil mengancam, “bisa diamm?!… atau saya bunuh kamu di sini!”, dengan suara yang diberat-beratkan agar tidak ketahuan jati dirinya.
Beny memegang tangan kiri bu Nana dengan kedua tangannya, sedangkan Tono memegang kedua kaki bu Nana yang dibantu pak Dadang. Sementara Andre sendiri memegang tangan kanan bu Nana sambil tangan satunya membekap mulut bu Nana, kedua pipi bu Nana terjepit oleh cengkraman Andre. Dengan posisi itu bu Nana berusaha meronta terus. Semakin meronta, payudaranya terus bergoyang membuat pak Dadang terpukau. Penis pak Dadang mengeras, matanya yang merah melihat dengan binal. “Mampuslah kau kali ini cina pelit” batin pak Dadang. Ada ketidak puasan dari hati pak Dadang. Sebagai supir truk pengirim material, pak Dadang sering tidak masuk kerja sehingga bu Nana memarahi dan memotong upah hariannya agar lebih disiplin. Namum pak Dadang mendendam.
Sifat pak Dadang dan Tono mirip, pemalas dan tidak tau diri bila dirinya melakukan kesalahan. Sering menggerutu, dan tidak pernah mau berubah menjadi lebih baik.

Dalam hati bu Nana merasa sedih dan takut, itu terlihat dari matanya yang mulai berkaca-kaca. Dia merasa sangat benci sekali perlakuan tak senonoh ini terjadi pada dirinya, dia memejamkan mata dan menjerit sebisa mungkin sambil meronta.. setelah itu terdiam pasrah.
Pak Dadang membuka celananya mengeluarkan penisnya yang sudah tegang.. panjangnya 17 cm dan bentuknya bengkok dengan warna kulit yang hitam kecoklatan. Bu Nana melotot melihat kemaluan pak Dadang, dan meronta lagi. Andre melihat diatas meja bagian ujung dekat kepala bu Nana masih ada beberapa alat tulis yang tidak terjatuh ke lantai, Andre mengambil cutter yang ada di situ, lalu mengancam dengan menekan silet cutter itu di leher bu Nana yang putih mulus. Bu Nana mulai menangis, hatinya serasa hancur oleh perlakuan oleh bawahannya.

BH bu Nana ditarik paksa oleh pak Dadang dengan kasar sampai putus, payudaranya yang besar dan putih itu bergoyang, lalu dicium bagian dalam cup C BH nya itu. Pak Dadang menghirup wanginya sambil memejam mata. Yang lainnya melihat dengan takjub keberanian pak Dadang. Tono tidak mau kalah, dia melepaskan kaki bu Nana, tangannya meraih celana dalam berenda itu kemudian menarik paksa sampai turun ke lutut bu Nana. Karena kakinya meronta, sehingga agak susah dilucuti.. Tono menjadi emosi dan menariknya lebih kuat lagi sampai celana dalam itu robek dan terlepas dari kaki bu Nana. Tono melepaskan masker mulutnya, mencium celana dalam itu sesaat lalu melempar asal ke belakang bersama maskernya. Pikirnya masa bodohlah bila wajahnya ketahuan, toh dia merasa yakin bu Nana tidak mungkin menceritakan aib ini..
Pakaian bu Nana yang mahal itu sudah dilucuti satu persatu. Hanya tersisa rok mini di tubuhnya yang masih tersingkap melingkar di pinggulnya. Suasana semakin panas, mereka mulai meracau.. mengeluarkan bisikan kata-kata serapah bersahutan. “Wuih.. memeknya gemukk coyy” Tono menyengir, mukanya merah. “Teteknya nih… mantep” kata pak Dadang, sambil meremas dengan kasar payudara kiri bu Nana. Beny yang sedari tadi nafsu kedua tangannya hanya bisa menahan tangan kanan bu Nana, tidak berani melepas sedikitpun karena tenaganya kurang kuat untuk menahan ronta bu Nana. Andre masih tetap menekan cutter di leher itu, sambil tersenyum puas melihat yang lainnya sudah mabuk kesetanan.

Bu Nana kehabisan tenaga meronta terus dan hanya memejamkan mata. “Ya Tuhan.. tolonglah hamba Mu ini…” batinnya berdoa… air matanya meleleh di kedua sisi pipinya. Karena tenaganya untuk meronta semakin lemah, Beny mulai berani melepas satu tangan pegangannya dari lengan bu Nana, dia meraba payudara kanan dan berusaha menjilati putingnya tapi tangan bu Nana menahan leher Beny yang mau menyosor. Terdengar suara tangis bu Nana yang tertahan cengkraman Andre.
Pak Dadang mendorong tubuh Tono untuk menyingkir dari hadapan selangkangan bu Nana, pak Dadang kini berdiri persis di samping meja menghadap selangkangan bu Nana, posisinya seperti dokter kandungan yang mau membantu persalinan. Lalu penisnya yang bengkok dan panjang itu di arahkan ke bibir vagina, di tempel dan digesekkan menyisir bulu halus di permukaan vagina. Cairan bening yang keluar dari kepala penis pak Dadang membasahi bulu-bulu itu. Dengan pelan dia memasukkan kepala penisnya itu menembus bibir vagina, sambil mendesah..”sshhh… ah” pak Dadang mulai mendorong masuk seluruh batang penisnya. Bu Nana melotot terkejut dan berusaha menjerit sambil melihat ke arah pak Dadang. Vaginanya tidak terlalu sempit, tapi masih terasa rapat dan empuk memijit lembut batang penis yang tenggelam di dalamnya. Pak Dadang mulai menggenjot sambil memegang pinggang bu Nana dengan kedua tangannya.. yang kemudian disambut riuh dan tawa suara Tono dan Andre. Beny terpukau nafsu melihat pemerkosaan ini. Bu Nana menggelengkan kepala menahan sakit di vaginanya. Lalu Andre melepaskan cengkraman dari mulutnya, tapi cutter masih ditempelkan di leher bu Nana. Tanpa sengaja leher yang putih mulus itu tergores kecil mengeluarkan sedikit darah saat bu Nana menggelengkan kepalanya tadi.
Kini bu Nana hanya memejamkan mata dan mendesah kesakitan dengan nada tertahan, “ough.. sssh.. oughh..” seiring sodokkan penis pak Dadang. Tubuh Bu Nana yang terlentang di atas meja itu bergoyang maju mundur searah dengan sodokkan dari penis pak Dadang.. dan kedua tangannya masih dipegangi oleh Andre dan Beny. Pemandangan perkosaan ini sontak membangkitkan gairah yang lainnya.. terutama Tono, dia melihat wajah bu Nana yang mendesah tak berdaya itu membuat nafsunya tak terbendung. Penisnya ditempelkan ke betis bu Nana yang tergoyang oleh genjotan pak Dadang.

Sudah sepuluh menit pak Dadang menggenjot bu Nana masih belum juga mencapai klimaks. Pantat pak Dadang terlihat kurus dan kempot bergoyang maju mundur. Bu Nana mulai sedikit terangsang akibat sodokan bertubi-tubi di vaginanya, padahal dipikiran sehatnya sangat tidak ingin birahinya muncul seperti ini, namun respon tubuhnya secara alamiah menjadi terangsang.. kedua tangannya yang meronta tak bertenaga itu menjadi mengepal menahan hujaman penis pak Dadang. Payudaranya yang besar dan putih mulus terus berguncang seirama genjotan itu. Pak Dadang terkekeh melihat tubuh indah bos nya, “enakkk.. bannggeet… sssih memekmu..aghh” desah pak Dadang dengan nada tergoyang oleh genjotan tubuhnya sendiri.
Andre menyimpan cutter di sakunya dan mulai membuka resleting celananya.. lalu memaksa tangan kanan bu Nana memegang penisnya yang masih terbungkus celana dalam. Beny yang melihat itu juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama. Bu Nana memalingkan wajahnya ke kiri sampai pipinya menempel di permukaan meja, matanya memejam sampai ekor matanya mengkerut. Bibirnya yang tipis dengan warna lipstik merah muda itu merapat erat masuk ke arah mulutnya. Pak Dadang terus mendesah dengan berbisik meracau menghujat bu Nana berulang kali seolah pelacur. Perasaan bu Nana sangat kesal dan membenci keadaan ini, harga dirinya semakin hancur namun libidonya menerima semua yang terjadi pada tubuhnya.

Beberapa menit kemudian saat pak Dadang mau mencapai klimaksnya, dia mempercepat genjotan sampai desahan bu Nana menjadi cepat dengan nada yang makin tinggi, “ahh.. ahh..”. Kepala bu Nana menggeleng tidak karuan ke kanan dan kiri, rambutnya semakin acak-acakan. Beny yang terus melihat ekspresi wajah bu Nana menjadi semakin memuncak nafsunya.
Tiba-tiba pak Dadang memejamkan mata, kepalanya menghadap ke atas dan genjotannya behenti. Cairan maninya menyembur di liang vagina dengan deras. Seketika bu Nana juga terdiam sambil terus memejamkan mata merasakan air mani pak Dadang menyemprot dinding rahimnya. Bibir manisnya sedikit terbuka merekah melepas letihnya.
Tanpa sadar peluh keringat membasahi tubuhnya yang putih mulus.

Jam dinding di ruangan itu menunjukkan pukul 9 malam. Suasana kantor sudah sepi sekali. Di luar jendela pemandangannya sudah gelap gulita, hanya terpantul bayangan mereka semua diruangan itu. Beberapa kali ada deringan suara telepon tidak terjawab, di luar ruangan.
Tono yang sudah tidak sabar segera merebut posisi pak Dadang, “minggir pak.. aku juga mau” selorohnya. Lalu pak Dadang terkekeh berjalan sambil menaikkan celananya berjalan keluar ruangan itu.
Bu Nana yang masih terlentang di meja itu, terkejut ketika kedua kakinya ditarik kasar oleh Tono, sehingga meja itu ikut tergeser dari lantai. Bu Nana melepaskan tangannya dari celana dalam Andre dan Beny, lalu berusaha membangkitkan sedikit badannya.. sambil menatap Tono yang berdiri tegap didepannya, bu Nana memelas.. “stopp.. please..”.
Tono yang sudah kesetanan oleh nafsu tidak perduli.. penisnya yang gemuk pendek itu segera ditempelkan ke bibir vagina bu Nana. Kepala penisnya sudah mengkilap licin siap menembus kemaluan bos nya.. bu Nana tak berdaya untuk menolak perkosaan lagi “aku mohon.. please..” lirihnya.
Beberapa detik kemudian penis Tono membenam bibir vagina itu.. “sshhh.. oohhh” Tono mendesah sambil menatap penisnya menerobos kemaluan bu Nana, bersamaan desah nada tinggi suara bu Nana seperti tertahan.. “aagh!”…
Batang penis Tono membobol vaginanya masuk utuh kedalam. Kedua tangan Tono memegang kedua paha montok bu Nana seperti menggendong dua buah sak semen disamping pinggangnya yang gendut. Tono menggenjot dengan ganas, goyangannya kasar dan cepat.. membuat meja bergeser menimbulkan suara berderit-derit. Bu Nana pasrah, kemaluannya harus menerima serangan lagi dari penis yang berbeda.

Andre mengambil kamera hp nya di atas lemari dan mengambil kursi, lalu duduk disamping pintu ruangan, kakinya menyilang sambil merekam pemerkosaan itu diam-diam.

Beny yang belum mendapat giliran menyetubuhi bu Nana menjadi gusar karena nafsu menggebu. Mukanya merah karena mabuk, lalu membuka masker mulutnya dan mencium bibir bu Nana dengan paksa. Tangannya mencengkram kedua pipi bos nya itu supaya bibir manisnya berciuman dengan mulutnya yang berbau alkohol. Bu Nana meronta, ekspresinya seperti mencium bau pesing. Lidah Beny menerobos bibir cantik itu dan menjilat-jilat gigi, lidah dan rongga mulut bos nya. Air liurnya membasahi mulut bu Nana. Tangan bu Nana menahan dada Beny supaya menjauh darinya.. tapi Beny terus berusaha mencumbu, kadang tangannya meremas payudara kenyal itu. Bu Nana merasa tidak nyaman dan tubuhnya terus berguncang oleh tubuh Tono yang menggenjot tanpa henti.

Beny yang sudah tidak sabar, menurunkan celana jeans dan celana dalamnya bersamaan. Diturunkan hanya sampai lutut, sambil melakukan onani. Kemudian memaksa tangan kiri bu Nana untuk memegang penisnya yang masih ada kuncup belum disunat. Penisnya lebih panjang dari Tono tapi kurus dengan diameter sekitar 4 cm. Berbeda dengan diameter penis Tono yang mencapai 6 cm.
Tiba-tiba pintu ruangan dibuka dari luar, muncul pak Dadang membawa pak Ahmad dan Luhut yang sudah mabuk berat. Mata pak Ahmad melotot melihat tubuh telanjang bu Nana yang sedang digenjot terbaring di atas meja. Penisnya langsung tegang. Sedangkan Luhut hanya terbengong polos melihat pemandangan itu. Luhut yang agak idiot tidak berhenti melihat bu Nana yang telanjang dan melihat Tono menyetubuhinya. Dia teringat adegan video porno dari hp Tono.

Tono berkeringat, tubuhnya yang hitam legam basah dan mengkilap seperti babi..
Bu Nana mulai menangis sambil menutup mulut dengan tangannya. Badannya terus terguncang genjotan Tono. Tangan Tono meraih kedua buah dada bu Nana dan meremasnya dengan gemas. Suara kecipakan terus berbunyi dari vagina dan penis yang beradu.. “sudaa aah.. hu.. huhu.. ” tangis bu Nana merengek. Bu Nana sangat tertekan dan tidak percaya kejadian ini menimpa dirinya. Tono menyengir sambil melihat sinis.. “sekarang cengeng lu ya… bu.. hughh ughh” ejek Tono sambil sesekali penisnya disodokkan dengan kuat. Pak Dadang menyender di pintu dengan teler berat. Sedangkan pak Beny dan Luhut masih terpesona melihat pemerkosaan itu.

Sepuluh menit Tono menggenjot lalu mulai meracau.. “aghh.. memek.. memekkkk!”. Kedutan dalam vagina membuat Tono semakin mempercepat genjotan dengan kuat hingga bu Nana menjerit kesakitan.. “auhh.. akh!”.. tubuhnya terguncang-guncang dengan cepat. Lalu genjotan Tono berhenti dan melenguh panjang, “ahhhhh… ssshhhh.. ahh!” Seketika air mani Tono menyembur di dalam liang vagina yang hangat dan basah itu. Semprotannya kelihatannya nampak banyak, karena pantat Tono terlihat bekedut cukup lama sampai sepuluh detik.
Kemudian penisnya dilepaskan keluar dari mulut vagina itu.. diikuti cairan putih kental keluar mengalir dari bibir vagina bos nya. Anak-anak lain bersorak dan tertawa. Belum selesai bu Nana melepas lelah.. Beny segera menarik pinggang bu Nana dari samping.. menarik tubuh wanita montok itu ke pinggir meja dan membalikkan tubuh sintal itu.. sampai bu bu Nana tengkurap di atas meja tapi bagian pantatnya dipinggir meja, kedua kaki indahnya jatuh menyentuh lantai, berdiri lemas. Payudaranya terlihat dari samping terjepit dengan meja dan tubuhnya yang mulus..
Posisi yang dikehendaki Beny adalah dogy style.. Beny tidak sabar memasukkan penisnya ke vagina bos nya yang gemuk dengan bulu-halus yang sudah sangat basah. Sebelumnya Beny mengelap selangkangan bu Nana dengan baju kemejanya.. lalu kemejanya digulung keatas agar tidak menghalangi penisnya. Setelah itu kedua tangan Beny memegang pinggang ramping bos nya sambil menyingkap rok mininya yang masih melingkar di pinggangnya.. dan mulailah kepala penis Beny di celupkan. Kedua tangan bu Nana berpegangan ke dua sudut meja sambil menangis dan pasrah.. karena dia tahu apapun yang diucapkan tidak akan digubris oleh pria-pria yang sudah dikuasai nafsu. Beny berbisik pelan.. “maaf bu Mel.. aku pengen banget sama kamu” diiringi penisnya yang menembus kedalam vagina. Wajah Beny merah padam mabuk sambil menyengir.
Bu Nana hanya mendesah sambil menangis.. “auhh.. huu.. hu hu.” Pantatnya yang putih besar dan kenyal dicengkram Beny dengan gemas sambil diguncangkan. Kini wajah bu Nana menghadap arah pintu ruangan dimana pak Ahmad, pak Dadang dan Luhut berdiri menatapnya. Hatinya begitu pilu membayangkan semua karyawannya ini akan menyetubuhi dirinya bergantian.

Wajah cantik berkeringat bergerak maju mundur karena sodokkan penis Beny dibelakangnya. Tubuh putih mulusnya yang tengkurap diatas meja memperlihatkan garis bentuk tubuhnya yang sintal dari belakang, pinggangnya kecil, pinggulnya melebar, dengan pantat yang besar dan montok, Beny sangat menikmati pemandangan itu, hanya tersisah rok mini yang masih melilit di pinggang mungil itu. Lalu Beny menarik rok itu dengan kasar, nafsunya tak terkontrol, merobek rok itu dan melempar ke samping meja.
Tono yang sudah puas, duduk di kursi milik bu Nana. Sedangkan Andre dari samping hanya duduk tenang dengan wajah merah memandang pembantaian ini. Wajahnya menyeringai melihat aksi teman-temannya.

Pak Ahmad agak ragu sambil maju membuka celananya, terlihat celana dalamnya yang dekil ada sedikit sobek-sobek.. memperlihatkan tonjolan penisnya yang tidak kalah besar dari milik Tono. Jalannya sedikit terhuyung.. mendekat wajah bu Nana yang sejajar dengan tinggi posisi penisnya. Lalu pak Ahmad mengeluarkan batang penisnya yang berurat warna coklat kehitaman dengan urat yang banyak.. panjangnya 15 cm dengan diameter 6 cm. Disekelilingnya ditumbuhi bulu lebat kasar. Bu Nana melihat penis itu dari dekat sudah ketakutan dan panik tapi tidak tahu harus berbuat apa. Dia membayangkan penis yang lebih besar dari milik suaminya itu juga akan masuk ke vaginanya. Hatinya semakin tergores karena dirinya kini menjadi pemuas nafsu para bawahannya.. bahkan kelas terbawah yang tidak berpendidikan. Pak Ahmad menyodorkan penis ke bibir mungil bu Nana supaya di oral.. bu Nana memejamkan mata dan merapatkan bibirnya. Namun pak Ahmad menjepit hidungnya yang putih mancung sehingga bu Nana sulit bernafas dan terpaksa membuka mulutnya.. langsung saja penis gemukndan kekar itu menerobos masuk.. sampai bu Nana tersedak, seluruh batangnya disodokkan kedalam rongga mulut. Ditambah sodokkan Beny dari belakang sehingga membuat penis pak Ahmad menembus makin dalam ke kerongkongan bu Nana. Seketika bos cantik itu terbatuk gelagapan, matanya merah ber air..

Beny yang menggenjot dengan posisi berdiri itu mulai kelelahan.. kemudian dia merebahkan tubuhnya kepunggung bu Nana dengan posisi masih doggy style. Sodokkannya bergerak pelan, sambil mengatur nafas.. wajahnya diusapkan ke pundak putih mulus itu.. Beny melepaskan ikatan rambut bu Nana sehingga rambut itu tergerai membuat wajah bu Nana nampak sensual dengan keringatnya.

Dengan posisi yang diserang depan belakang.. bu Nana sangat tersiksa sampai pandangannya buram dan nafasnya sesak.. pak Ahmad terus asik menyodokkan penis ke mulut wanita itu tanpa perduli keadaannya. Dan tak lama kemudian bu Nana pingsan dengan posisi itu. Bukannya malah kasihan.. justru pak Ahmad malah menjambak rambut bu Nana agar kepalanya tetap tegak dan terus menyodokkan penisnya.

Tidak sampai sepuluh menit.. Beny mulai orgasme, kemudian dengan kedua tangan menahan permukaan meja, dia membangkitkan tubuhnya yang menindih punggung bu Nana, keringat didadanya yang kerempeng itu menetes jatuh di punggung bu Nana. Penisnya terus memompa vagina, suaranya berkecipakan. Beny membungkukkan kepala melihat penis yang tenggelam tertutup pantat putih besar. Pantat bu Nana itu seperti bantal yang empuk.. ketika sodokan berlangsung, pantat montok itu tertekan kenyal sekali oleh dorongan bagian perut bawah, pangkal penis Beny. Dan tak lama kemudian Beny terdiam di posisinya memandang terus pantat putih mulus itu.. dia merasakan air mani nya menyemprot deras di dalam liang vagina bos nya yang cantik.

Setelah tuntas menyemprotkan air mani nya. Beny mencabut penisnya dan duduk di lantai kelelahan, nafasnya tersenggal. Rasanya nikmat sekali.
Pak Ahmad juga mencabut penisnya, kemudian membalikkan tubuh bu Nana yang pingsan itu dan mencium-cium buas payudara bos nya.

Ruangan yang berantakan segera dirapikan. Mereka beres-beres mematikan lampu ruangan dan meninggalkan ruangan itu….

Bu Nana tersadar kembali.. pandangannya remang-remang buram melihat cahaya lampu kuning… suasana pengap dan panas. Perlahan pandangannya semakin jelas.. dia melihat sosok pria besar dan kekar..
Ya.. pria itu tak lain adalah pak Ahmad. Sosoknya tinggi besar dan kekar. Pak Ahmad adalah bagian instalasi kelistrikan. Umurnya 55 tahun. Warna kulitnya cokelat gelap kehitaman. Hidungnya besar dan pesek. Kepalanya botak hanya menyisakan rambut di samping kepalanya.
Bu Nana merasakan tubuhnya masih terus berguncang.. lama-lama kesadarannya pulih. Dia melihat dirinya sedang terlentang di kasur yang terletak di lantai ubin. disetubuhi pak Ahmad. Seketika itu juga bu Nana merengek mencoba menangis walaupun air matanya kering tidak ada yang keluar. Hanya lirih sambil menatap pak Ahmad, “stop… hu.. hu.. stoop. Pleasee… uhuu hhu.” Mohonnya memelas.

Kini bu Nana sadar dirinya berada di gudang lantai satu. Disekeliling ruangan itu ada Andre, Beny, Tono, pak Dadang dan Luhut. Mereka semua duduk lesehan di lantai mengelilingi pak Ahmad dan bu Nana yang bersenggama.

Tiba-tiba bu Nana merasakan cairan panas menyembur di dalam liang vaginanya. Menyembur deras di dinding rahim. Wajah pak Ahmad saat itu merem melek dengan melongo kenikmatan sambil mendesah panjang.. “Oohh..! Sshhh..”. Lalu merebahkan dirinya ke tubuh bu Nana. Tubuhnya yang berat dan berkeringat bau apek sekali. Bu Nana sampai mual dan sesak nafas tertindih pak Ahmad yang bongsor. Penisnya masih terasa menancap di dalam vagina berdenyut-denyut pelan.

Bu Nana berusaha mendorong tubuh tambun pak Ahmad dengan sekuat tenaga. Pak Ahmad hanya diam saja, sengaja bermalasan menimpa tubuh bos nya. Kemudian berusaha mencium bibir mungil cantik itu. Bu Nana merasa jijik memalingkan muka. Sampai akhirnya pak Ahmad menyerah, mencabut penisnya dan berdiri melangkah mundur, bersandar dinding dan jongkok mengatur nafas, kelelahan.

Dirinya merasa sudah hina menjadi pelacur para supir, tukang, dan kurir. Bu Nana membenci dirinya. Dia membenci libidonya yang terbangkitkan oleh pemerkosaan atas dirinya. Dia merasa jijik dan tidak berharga lagi. Pandangannya sayu seakan kehilangan semangat, harapan dan masa depan perusahaannya.

Andre dan Tono kemudian mendorong tubuh Luhut.. anak idiot yang bekerja sebagai Office Boy di kantor itu. Pak Dadang juga mendorong menyuruh Luhut melakukan gilirannya. Bu Nana sampai sedih membayangkan dirinya masih harus diperkosa lagi, bahkan oleh Luhut, OB nya yang idiot itu. Teringat ibu kandung Luhut yang bekerja sebagai pembantu di rumah mewahnya. Perasaannya canggung melihat dirinya yang telanjang dipelototi oleh Luhut, anak pembantunya.

Luhut hanya garuk-garuk kepala melihat bu Nana.. kemudian menoleh ke belakang melihat Andre dan lainnya. Dia tersipu malu.. cengar-cengir.
“Luhuti.. jangan.. kamu anak baik Luhut..” bu Nana berusaha menyadarkan Luhut yang sudah jongkok di hadapannya. Luhut membungkuk melihat vagina, dia terheran dan takjub selama ini hanya nonton video porno.. kini di depan matanya terpampang persis dengan yang di lihatnya di video, benda yang membawa kenikmatan. Tangannya menunjuk pelan mencoba menyentuh bibir vagina yang basah itu. Luhut cengar cengir menoleh lagi ke belakang melihat teman-temannya. Lalu menoleh ke arah bu Nana sambil tersenyum malu-malu.
“Luhut.. tolong.. jangan jahat sama ibu” bujuk bu Nana yang ketakutan akan di nodai oleh orang idiot.

Luhut bisa dibilang memiliki fisik yang agak aneh, lain dari manusia normal. Bentuk tulang punggungnya tidak lurus,dan ada tonjolan daging besar yang bengkok di punggungnya. Tingginya 150 cm, kulitnya putih seperti albino, dan kurus sekali, matanya besar seperti orang melotot, rambutnya berwarna kuning dan tumbuh sedikit, seperti sapu ijuk. Bentuk gigi tidak beraturan. Umurnya 21 tahun. Namun bagaimanapun juga sebenarnya Luhut anak yang lugu. Tidak mengetahui mana yang buruk dan mana yang baik. Pergaulanlah yang membentuk perilaku Luhut.

Bu Nana merasa jijik sekali ketika Luhut telanjang hanya menggunakan celana pendek. Tubuhnya kelihatan aneh baginya. Sehingga bu Nana berusaha menghindar sampai mepet ke dinding. Andre dan kawan-kawan lainnya mulai riuh. Lalu mulailah mereka memegang kaki dan tangan bu Nana agar tidak berkutik.

Pak Ahmad dan Beny memegang kedua tangan bu Nana, pak Dadang dan Tono memegang kedua kakinya, sedangkan Andre merekam peristiwa ini dengan kamera hp. Bu Nana menjerit sejadinya.. namun posisi kantor ruko ini terletak di bagian blok paling dalam dan ujung.. apalagi suasana daerah itu sudah sangat sepi. Waktu sudah menunjukkan jam satu subuh. Semua bersorak kepada Luhut.. “Luhut… Luhut… Luhut….”, memberi semangat agar Luhut melakukan senggama dengan bos nya.

Bu Nana dengan wajah ketakutan dan terus meronta. Ingin menangis namun tak ada lagi air mata yang keluar.. “Jo… Luhut… please.. jangan lakukan ini sama ibu..! Teriaknya. Karena terus menjerit, pak Ahmad mengikat mulut bu Nana dengan lap bekas di rak besi. Bu Nana terus berusaha meronta.. payudaranya, pahanya bergoyang kenyal. Luhut hanya cengar cengir melihat bu Nana.. lalu Luhut menurunkan celananya yang disambuh riuh anak-anak.. “assoy…. Luhuti… Luhuti… ayoo!”.

Mereka semua terkejut melihat kemaluan Luhut.. ukurannya kurang normal, dengan panjang 18 cm dan diameter sekitar 7 cm. Warnanya seperti albino bercorak atau seperti kulit babi. Penis Luhut tegang dan berminyak.
Bu Nana melihat sampai gemetaran. Luhut tidak sadar apa yang sedang dilakukannya.. semua temannya menghasut bahwa melakukan senggama dengan wanita dewasa akan menjadi hebat, pintar, dan lain-lain. Semua mempengaruhi jalan pikiran Luhut yang setengah mabuk itu.
Seketika Luhut menempelkan penisnya di bibir vagina bu Nana.. dan Luhut meneteskan liur sambil berteriak.. “hoohh! Hoohhh!..” wajahnya seperti anak kecil yang akan mencoba mainan baru yang diimpikan. Sesaat kepala penis Luhut yang bulat mengkilap mulai menerobos liang vagina.. bu Nana semakin meronta dengan sekuat tenaga. Tapi apa daya.. anak-anak memegang dengan kuat.. hanya begoyang kesana kemari yang malah membuat Luhut semakin nafsu melihat buah dada putih mulus yang kenyal itu. Bu Nana menjerit sekeras-kerasnya dengan mulut terikat kain lap bekas. “Hmmffff!!!!” Dengan wajah ketakutan dan sakit. Sejurus kemudian seluruh batang penis Luhut dibenamkan seluruhnya.. “hhmmmff!!!” Jerit bu Nana yang menahan sakit.. matanya melotot, badannya kejang..
Luhut merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya di usia yang sekarang ini. Luhut menggenjot sambil matanya memutar keatas, hanya terlihat putih bola matanya… air liurnya keluar menetes di perut bu Nana. “Aargghh… arrghhhhh.!” Desah Luhut merasakan nikmat persetubuhan. Lalu Luhut menjilat dan mengulum payudara bu Nana. Gerakan senggama Luhut agak kaku dan aneh, tapi Luhut sangat menikmatinya. Sementara anak–anak yang lain masih memegangi kaki dan tangan bu Nana sambil menyoraki Luhut..

Kali ini air mata bu Nana bisa keluar lagi.. dia menahan sakit di kemaluan, dinding rahimnya serasa mentok dan akan tertembus oleh penis Luhut. Tangan Luhut meremas-remas payudara yang besar dan kenyal itu dengan gemas. Lalu menciumi dada, leher, ketiak bu Nana.
Suara tangisan tertahan ikatan kain lap itu terdengar pilu.. Beny sempat merasa kasihan pada bos nya yang cantik itu. Anak-anak yang lain justru bersemangat..
“Ayoo Luhut… genjoot terosss!” Teriak Tono.
Pak Dadang terkekeh sambil berbisik.. “yang kenceng Jod… memek amoy nih.. barang langka”

Bu Nana yang merasa tersiksa, pelan-pelan mulai merasakan suatu yang aneh.. sebenarnya sangat tabu di otaknya. Yaitu menjadi terangsang.
Libidonya meninggi.. vagina nya sudah beradaptasi dengan penis Luhut. Karena sebelumnya pun telah diserang oleh penis-penis yang lain, maka dirinya seperti dipermainkan oleh libido. Bu Nana memejamkan mata.. kepalanya membanting ke kanan dan ke kiri. Tangannya mengepal… dan tanpa disadari kakinya berusaha memeluk paha Luhut yang kurus itu.
Perlahan-lahan yang lainnya mulai melepaskan pegangan bu Nana.. sambil menonton dengan nafsu. Pak Dadang yang sudah menikmati lebih dulu, kini terangsang lagi. Penisnya dikeluarkan dari celana dan mulai mengocok, begitu pula Tono dan pak Ahmad. Kedua tangan bu Nana mencengkram kasur lantai itu dengan dua tangan.. kepalanya terus menggeleng ke kanan dan ke kiri.. pergumulan hebat antara otak dan nafsu dalam dirinya. Luhut terus berteriak seperti orang gila merasakan nikmat.

Sementara pak Ahmad membuka ikatan mulut bu Nana kemudian mengarahkan penisnya pada mulut indah bos nya. Menggesekkan di bibir sensual itu sambil mendesah.. “ayo issep dong bu.. sshhh”.. penisnya mengeras mengeluarkan cairan bening. Bu Nana memalingkan muka ke kiri, namun di sebelah kiri, ada penis Tono juga sedang menunggu persis di depan wajahnya..
“Ka ka.. kali ian ba.. ji. ingan! Lirih bu Nana nadanya terputus karena genjotan Luhut.

Terpaksa juga akhirnya penis Tono yang beruntung berhasil membobol mulut bu Nana.. Tono merasa enak sangat, penisnya masuk di mulut bos cantiknya. Terasa hangat dan sentuhan lidah, gigi. Terasa nikmat.
“Aghh.. enak bu.. enakk” desah Tono sambil memejamkan mata dan menahan kepala bu Nana supaya tidak melepaskan penis dari mulutnya.

Beberapa saat kemudian pak Dadang menahan Luhut untuk ganti posisi..
“Tahan Jod.. bentar” sambil menarik pelan tubuh Luhut sehingga penisnya terlepas dari vagina…
Mereka semua berpikiran sama.. menikmati bu Nana bersamaan..
pak Ahmad berseloroh.. “indahnya berbagi..” sambil menyengir lebar.
Posisi pak Ahmad terlentang di kasur lapuk itu, lalu bu meliama digotong ditelentangkan di atas tubuh pak Ahmad.. lalu Luhut tetap melakukan posisi misionaris, di hadapan bu Nana, penisnya dimasukkan lagi ke dalam vaginanya… pak Ahmad yang tertindih tubuh montok bu Nana semakin buas. Pantat bu Nana yang besar dan montok menekan penisnya..
“Aghh.. enak banget bokong lu bos…” sambil berusaha memasukkan penis ke liang dubur bos nya. Belum sempat bu Nana bersuara.. mulutnya kembali disodok oleh penis Tono.. sambil mencengkram pipinya agar tetap pada posisi meng oral penis Tono.

Bu Nana mulai terhanyut dalam buasnya nafsu para bawahannya ini. Bau tak sedap dan apek di gudang itu mulai kalah oleh nafsunya yang makin memuncak.

Tidak lama kemudian Luhut sudah ejakulasi. Dia teriak seperti orang hutan..
“Argghh… hohhh… hohh” matanya membelalak, tubuhnya menegang.. air mani nya deras menyemprot liang vagina bu Nana.
Sementara pak Ahmad yang dibawah tubuh bu Nana terus menggenjot.. dan Tono terus menyodok penisnya. Bu Nana sudah terhanyut.. menikmati dirinya tenggelam dalam hinaan dan nista. Walaupun merasakan sakit pada beberapa bagian tubuhnya, ia mencoba menikmati.

Luhut setelah ejakulasi.. badannya terhiyung ke belakang dan terjatuh..
“Hahahha… mantaappp Luhutii…” teriak pak Dadang.

Luhut seketika lemas dan tiduran di lantai kehabisan tenaga. Lalu pak Dadang segera mengambil alih posisi Luhut tadi. Penisnya segera dimasukkan ke vagina bu Nana..

“Bu.. satu lagi nih.. kangen..” sambil menenggelamkan penisnya ke mulut vagina yang sudah basah dan licin itu.. namun hebatnya liang vagina itu masih terasa menjepit hangat walaupun tidak sesempit awal diperkosa.
Pak Dadang mendesah mengejek “aduhhh… enak banget memek cina” sambil menyodok penisnya dalam-dalam.

Pak Ahmad yang berada dibawah tubuh bu Nana menciumi leher putih mulus itu. Kedua tangannya meremas payudara bu Nana dari belakang..
sambil terus mengucapkan kata-kata kotor yang dibisikkan dekat telinga bu Nana..
“Enakk kan bu.. kontol kita orang.. sshhh..” sambil menggoyang tubuh montok itu diatas dirinya.
“Lobang pantat lo juga nikmat lho bu.. shhh ahh”
Bu Nana hanya terdiam karena mulutnya penuh dengan penis Tono.

Pantat bu Nana yang besar terasa empuk dan kenyal di pangkal kemaluan pak Ahmad. Kadang penis pak Dadang dan pak Ahmad bersentuhan saat menggenjot, karena jarak lubang kenikmatan yang berdekatan itu.

Beny hanya berdiri menonton saja. Dirinya menunggu giliran sambil mengocok penisnya. Sambil melihat Andre.. bertanya. “Kok lu ga ngewe sih Do?”..
Andre masih terus merekam sambil mendekat Beny…
“Gw udah pernah perkosa bu Mel sebelumnya” sambil menyengir.

Beny terkaget.. “hah!? Kok bisa? Kapan Do? ” tanyanya hampir tak percaya.
Andre menjawab..” di rumahnya waktu gw masih kerja sama orang masang CCTV di rumahnya”.

Beny masih terbengong… lalu Andre menyeletuk.. “lu pikir gimana gw bisa masuk kerja di sini?” Seraya tertawa tergelak.

Tiba-tiba Tono berteriak sambil mengejang..
“Ahhh. Anjing.. gw mau keluar… gw mau keluar!” Sambil menjambak rambut bu Nana.. penisnya dikeluarkan dari mulut bos nya.. dan diarahkan ke wajahnya.. kemudian air mani Tono menyemprot hidung, mata, dahi bu Nana tidak beraturan. “Ahh… anjing! Enak bangeett” desah Tono sambil terus mengocokkan penisnya.

Disusul kemudian pak Ahmad.. “arghhh… nikmattt banget sih lu, cina” lirihnya menikmati ejakulasi di dalam dubur wanita berkelas itu.
Bu Nana hanya memejamkan mata dan mendesah “ughh.. shhhh”.
Tono kemudian duduk dipinggir ruangan, lemas, mengatur nafas. Lalu pak Dadang menarik bu Nana ke sudut ruangan.. seolah kini tubuh bos nya itu sekarang adalah miliknya seutuhnya.
Pak Dadang mendorong bu Nana ke tumpukan kardus di sudut ruangan itu.. lalu mulai menghujamkan lagi penisnya dari belakang dengan posisi dogy style. Kedua tangannya memegang pinggang bu Nana yang sintal. Payudara terlihat dari samping terjepit antara kardus dan tubuh pemiliknya.. terlihat kenyal dan menggemaskan. Sesekali pak Dadang menampar pantat besar mulus itu hingga memerah. Bu Nana hanya mendesah “aghh..!”.
Setiap kali ditampar, pantat besar itu bergoyang..

Sambil terus menggenjot pak Dadang mengeluarkan kata kasar sambil mendesah..
“Ahh shhh. Memekk ibu enak banget.. shhhh”
Tangan kanannya meraih rambut bu Nana dan menjambak seperti koboi yang menunggangi kuda dan menarik tali kekang.

bu Nana yang sudah terhanyut dalam nafsu tabu ini juga meracau..
“Aghh.. bang.. bangsat ka kalian…” terbata-bata oleh genjotan pak Dadang.
“Puas ka.. kaliannn… mem.. per perkosssa sa saya..”

“Puas bu.. sshhh… ahh.. enak banget sih memekk mu.. sshh.. ahh” balas pak Dadang merem melek sambil menggenjot. Tangan kiri pak Dadang meraba paha putih montok itu sambil meremas.. tangan kanannya kembali memegang pinggangnya yang kecil. Seluruh daerah tubuh bu Nana dijamah dengan meremas.

Luhut, Tono, dan pak Beny tak disangka telah ketiduran di lantai. Karena kelelahan dan mabuk.

Setelah 10 menit.. pak Dadang mulai klimaks, mencabut penis dan menarik lengan bu Nana agar berbalik badan. Menyuruhnya jongkok.. bu Nana tidak sadar menuruti saja.. Lalu disemprotkannya air mani itu ke buah dada bu Nana.. sambil mengoleskan penisnya di payudara putih mulus itu. Sesaat penis dioleskan, masih ada dua kali semprotan air mani terakhir membasahi leher dan dada bos nya. “Sshh ahhh… enak banget mekmekk lu bos.. sumpah.. shhh ah”. Desah pak Dadang sambil mengocokkan penis yang sudah ejakulasi.

Saat itu Andre sudah tidak ada di ruangan. Entah kemana.

Bu Nana sudah sangat lelah.. tubuhnya berantakan tidak karuan.. air mani pada wajah, rambut, dada, leher, payudara, lengan.. karena bekas semprotan.
Beny ingin menyetubuhi lagi namun agak jijik dengan air mani di tubuh bu Nana. Sehingga Beny hanya menyuruh bu Nana melakukan oral pada penisnya. Awalnya bu Nana agak menolak.. namun akhirnya dilakukan juga walau kelihatan terpaksa.

Posisinya bu Nana duduk di lantai menyandar tembok, dan Beny berdiri dihadapannya, kedua tangannya menahan tembok seperti hendak push up. Bu Nana mulai membuka bibirnya lidahnya keluar menjilat ujung kepala penis Beny.. “arghh.. ssshhhhh” Beny terasa luar biasa merasakan nikmat. Karena bu Nana mungkin merasa horny juga. Mengulum penis Beny dengan lembut.. bibirnya rapat mengunci celah dipinggiran sekeliling penis.. lalu bergerak menyedot maju mundur perlahan.. lidahnya menjilat bagian bawah batang penis di dalam mulutnya. Sesekali terdengar liur menelan ludah di dalam mulut bu Nana. Kedua tangan bu Nana berpegangan pada paha Beny.
“Ahh.. shhhh.. enak bu… shhh.. enakk”. Desah Beny terus menerus.
Beny menggoyangkan sedikit pantatnya maju mundur agar penisnya bermain dengan gerakan mulut bu Nana. Tidak sampai 7 menit.. Beny berteriak sambil berbisik. “Sshhh… mau keluarr bu.. shhhh”. Tangannya memegang kepala bu Nana menahan agar penisnya tetap di dalam mulut.. dan air mani Beny keluar banyak di dalam mulut bos nya..

“shhh.. agghhh.. shhhh” Beny terus mendesah selama air maninya menyemprot. Bu Nana agak gelagapan dengan air mani Beny yang terus menyembur.

Setelahnya. Beny mencabut penis perlahan keluar dari mulut bu Nana sampai cairan kental membentang jarak antara kepala penis dan bibir mungil itu.. seperti keju mozzarella. Lalu Beny tiduran dekat tumpukan kardus sambil mengatur nafas.

Mereka semua mabuk dan kelelahan, semua tidur di gudang itu bersama-sama. Hanya bu Nana yang tidak bisa tidur. Mereka tidak perduli pada bu Nana, karena semua yakin bahwa bu Nana tidak akan menceritakan aib nya sendiri.

Akhirnya bu Nana pergi keluar gudang sendirian..
menuju kamar mandi membersihkan diri dan pulang.
Dirinya sudah tidak ada semangat hidup lagi namun ada keganjalan..

Ya.. libido nya.
Menimbulkan candu dalam hatinya.

Tamat

Tinggalkan Balasan